RSS

Minggu, 29 April 2012

UTS Asesmen Pembelajaran SD


UJIAN MID-SEMESTER
MATA KULIAH ASESMEN PEMBELAJARAN SD
Nama      :Ifa Ikhlassiyah
NIM        : 1401410192
Rombel   : 03
Dosen Pengampu : . Dr.Ali Sunarso, M.Pd.

Soal :
1.      Pertanyaan:
Jelaskan perbedaan  pengertian-pengertian yang berkaitan dengan evaluasi berikut ini, dan lengkapi dengan contoh-contohnya !
a.       Asesmen     dengan evaluasi,
b.      Penilaiaan   dengan pengukuran,
c.       Evaluasi formatif dengan evaluasi sumatif
d.      Pengevaluasian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
2.      Langkah pengambilan keputusan adalah inti kerja melakukan suatu evaluasi terhadap obyek yang dievaluasi. Pertanyaan:
a.       Apakah wujud keputusan yang  dimaksud tersebut ? beri contohnya !
b.      Apakah ada kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat guru mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga)?
c.       Apakah ciri-ciri butir suatu tes disebut baik, jelaskan !
d.      Mengapa evaluasi harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran ?
3.      Seorang guru bila hendak mengajar harus memiliki Sillabus (kurikulum), RPP, mendeskripsikan SK, KD, dan indikator     Pertanyaan:
a.       Seberapa pentingkah peranan silabus, RPP, KD, SK dan indikator yang kita ketahui sebelum mengajar ? jelaskan!
b.      Apakah tolok ukur yang hendak dicapai dalam pengevaluasian ranah kognitif, ranah afektif dan psikomotorik ? bila ada persamaan dan perbedaan dari ketiga ranah tersebut jelaskan dan beri contohnya !
c.       Apakah  kurikulum itu ? dan apa pula yang dimaksud indikator dan kompetensi ? jelaskan !
d.      Sebutkan jenis-jenis evaluasi jika dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi ! jelaskan masing-masing !
4.       Penskoran tes bentuk pilihan ganda ada 3 macam, yakni ; penskoran tanpa ada koreksi jawaban, penskoran ada koreksi jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot.
Pertanyaan :
a.       Pada suatu soal tes matapelajaran IPS kelas 5  bentuk pilihan ganda ada 40 butir. Aliya dapat menjawab benar 10. Berapakah score Aliya yang diperoleh jika menggunakan penskoran tanpa ada koreksi ?
b.      Pada suatu soal tes matapelajaran PKn kelas 4  bentuk pilihan ganda ada 50 butir, tiap butir terdiri  4 opsi pilihan. Jika dalam evaluasi tersebut Armahedi dapat menjawab benar 30 butir, menjawab salah 12, dan tidak dijawab ada 8 butir, berapakah score Armahedi yang diperoleh ?
5.      Buatlah contoh model penilaian portofolio lengkapilah dengan tabel fisualisasi sehingga guru-guru teman sejawat saudara dapat memahami kinerja saudara dari tampilan kolom-kolom yang saudarapola perbandingan antara asesmen kinerja dengan tes konvensional !
6.      Buatlah contoh model implementasi instrumen non-tes yang meliputi : asesmen kinerja, rubrik, dan portofolio untuk kelas yang saudara ajar, dengan contoh-contoh nyata !  

JAWABAN
1.      Perbedaan istilah yang berkaitan dengan evaluasi sebagai berikut:
a.       Perbedaan asesmen dan evaluasi
Asesmen merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Contoh asesmen adalah guru melakukan pengevaluasian pada akhir pembelajaran untuk mengetahui  hasil belajar.
Sedangkan evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan minimal yang dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan yang lain. Evaluasi merupakan bagian dari asesmen untuk mengetahui sejauh mana materi ajar KBM. Contoh evaluasi adalah pemberian soal pada akhir pembelajaran merupakan salah satu bentuk evaluasi untuk mengetahui ketercapaian proses belajar mengajar.
b.      Pengukuran dan penilaian
Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa. Penilaian bersifat kualitatif.
Perbedaan kedua pengertian di atas dapat dilihat dalam contoh berikut:
No
Objek
yang diamati
Alat ukur
Hasil
pengukuran
Kriteria
Penilaian
1.

Tinggi badan orang Indonesia

·         Andi
cm
158
<148 rendah
149-156 sedang
>157 tinggi



Tinggi
2.       
Hasl belajar IPS tentang SDA

·         Guntur


·         Shiddiq
Tes tertulis



30/60 ×100 =50

45/60×100 =75
>70 tidak tuntas
<70 tuntas




Tidak tuntas

Tuntas
Sedangkan Pengukuran adalah proses memperoleh angka untuk mengetahui tingkat dimana seorang siswa mencapai karakteristik tertentu melalui tes. Contoh pengukuran adalah dalam proses pembelajaran guru melakukan pengukuran proses dan hasil belajar siswa seperti angka 50, 70, atau 125 yang diperoleh dari hasil pengukuran proses dan hasil belajar bersifat kuantitatif tetapi belum memberikan makna apa-apa karena belum menyatakan tingkat kualitas dari apa yang hendak diukur.

c.       Evaluasi formatif dan sumatif
Evaluasi formatif yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok bahasan tertentu. Informasi dari evaluasi formatif dapat dipakai sebagai umpan balik bagi pengajar mengenai proses pengajaran.
Contoh evaluasi formatif yaitu soal formatif
Mapel : Matematika
Kelas/semester : IV/1
SK                   : Memahami bangun ruang beserta sifat-sifatnya
Soal pilihan ganda
1.      Berapakah jumlah rusuk kubus….
a.       12                                c. 6
b.      8                                  d. 4

Sedangkan Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu, (catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas. Contoh evaluasi sumatif yaitu soal ujian akhir semester.
d. Perbedaan tiga ranah pengevaluasian ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dapat dilihat berikut:
Ranah Kognititf : adalah daya pikir, yang dibedakan atas enam jenjang, yaitu aspek pengetahuan, pemahanan, penerapan, analisis, sintesis  dan penilaian).
Contoh soal evaluasi kognitif :
Perubahan wujud benda dari cair ke gas disebut.....
a.       Pengembunan                      c. Penyubliman
b.      Pengupan                             d. pencairan
Ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif yaitu: menerima ,menjawab, oganisasi.
Contoh evaluasi afektif:
Kelompok
Nama
Aspek yang dinilai
Jumlah skor
Ketepatan
Kedisiplinan
Kerjasama
4
3
2
1
3
2
1
3
2
1
I












II












         
          Keterangan Skor            :
10                    : A (Baik sekali)
8 - 9                 : B (Baik)
       6 - 7                 : C (Cukup)
         ≤ 5                 : D (Kurang)
Ranah Psikomotor : Berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks meliputi: Muscular or motor skill; mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan & menampilkan, Manipulations of materials or objects; mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk, Neuromuscular coordination; mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan.
Contoh evaluasi psikomotorik : menunjukan hasil percobaan perubahan wujud benda yang dilakukan
2   a. Wujud keputusan yang dimaksud adalah tindakan selanjutnya yang akan diambil atau dilakukan setelah melakukan penilaian. Tindakan selanjutnya tersebut harus disesuaikan dengan hasil penilaian.
Contoh :
Guru memutuskan apakah seorang siswa perlu mendapatkan pelajaran tambahan atau tidak.
b. Ada kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat guru mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga).
Persamaan
Kedua proses evaluasi tersebut sama-sama menghasilkan keputusan guru untuk memberi keputusan atas penilaian yang telah dilakukan, seperti naik atau tidak naiknya siswa dan baik atau kurang baiknya kinerja para pegawai di institusi.
Perbedaan
Perbedaannya terletak pada subyek yang diberikan keputusan, yaitu siswa dan pegawai di institusi tertentu.
c. Ciri-ciri butir suatu tes disebut baik:
Ø Valid
Soal dikatakan valid bila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, validitas soal dapat dilihat dari kesesuaian soal dengan tujuan instruksional khusus dan tujuan pengukuran yang telah ditetapkan.
Ø  Relevan
Tes yang relevan mengandung soal-soal yang dapat mengukur kemampuan belajar sesuai dengan tingkat kemampuan yang ditetapkan dalam indikator pencapaian hasil belajar (Ranah kognitif, afektif dan psikhomotor).
Ø  Spesifik
Soal harus direncanakan sedemikian rupa agar jawabannya pasti dan tidak menimbulkan ambivalensi atau spakulasi dalam memberikan jawaban.
Ø  Representatif
Soal tes sebaiknya dikembangkan dari satuan materi yang jelas cakupannya, dan bersifat komprehensif dalam pengertian materi tes harus mencakup seluruh materi pengajaran, untuk itu seluruh pokok bahasan (sub pokok bahasan) idealnya harus terwakili dalam soal tes.
Ø  Seimbang
Soal tes dikatakan seimbang bila pokok bahasan yang terpenting mendapat porsi terbanyak dalam soal. Kalau dalam keadaan terpaksa hal tersebut tidak dapat dilakukan maka keseimbangan dapat dicapai dengan memberikan bobot yang berbeda pada pokok bahasan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.
Ø  Sensitif
Syarat ini berkait erat dengan taraf kesukaran soal, butir tes yang baik harus memiliki sensitivitas untuk membedakan siswa yang benar-benar menguasai materi dengan yang tidak, hal ini tidak akan tercapai bila soal terlalu sulit sehingga semua siswa tidak dapat mengerjakan, atau soal yang terlalu gampang sehingga semua siswa dapat mengerjakan dengan benar.
Ø  Fair
Tes hasil ujian hendaklah bersifat terbuka dalam pengertian tidak mengandung jebakan, jelas cakupan materinya, kejalasan norma yang dipakai serta kriteria keberhasilannya. Dalam pelaksanaannya obyektif, tidak merugikan kelompok tertentu.
Ø  Praktis
Dalam pengertian bahwa tes tidak sulit untuk dilaksanakan dilihat dari segi pembiayaan maupun pelaksanaanya. Tes yang baik harus efisien dan mudah untuk dilaksanakan.
d. Evaluasi harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran karena tujuan diadakannya evaluasi setelah proses pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat ketercapaian KBM, sehingga diperlukan alat indikator keberhasilan, yaitu melalui adanya evaluasi pengajaran yang isinya selaras dengan tujuan pembelajaran.
3.  a. Peranan Silabus, RPP, SK, KD dan Indikator sebelum mengajar
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dilihat dari pengertiannya sudah jelas silabus sangat penting dan harus dipersiapkan sebelum proses pembelajaran karena silabus sebagai patokan atau acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali  pertemuan atau lebih. RPP sangat penting karena isinya menjelaskan mengenai langkah pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran.
SK (Standar Kompetensi) merupaka kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan, sikap, dan keterampilan yag diharapkan dicapai pada setiap kelas dan atau semester pada suatu mata pelajaran
KD (Kompetensi Dasar)  adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta dalam suatu pelajaran.
Indikator Kompetensi adalahperilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
SK dan KD dan indikator merupakan acuan dalam perencanaan penyusunan evaluasi pembelajaran sebagai tolak ukur mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran
b. Tolak ukur yang hendak dicapai pada masing-masing ranah pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Ranah kognitif
Tingkat
Deskripsi
I.       Pengetahuan
Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun,daftar, rumus, teori, dan kesimpulan.

Contoh kegiatan belajar: mengemukakan arti, menamakan, membuat daftar, mendeskripsikan sesuatu, menceritakan apa yang terjadi,menguraikan apa yang terjadi.
II.      Pemahaman
Arti: Pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan antar-data, hubungan sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan.
Contoh kegiatan belajar: mengungkapkan gagasan/pendapat dengan kata-katasendiri, membedakan, membandingkan, menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
III.    Aplikasi
Arti: menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh kegiatan belajar: menghitung kebutuhan, melakukan percobaan, membuat model, merancang strategi
IV.   Analisis
Arti: Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut.
Contoh kegiatan belajar: mengidentifikasi faktor penyebab, merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi.
V.     Sintesis
Arti: menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau konsep atau meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru.
Contoh kegiatan belajar: membuat desain, , memprediksi, merancang pesawat sederhana, menciptakan produk baru.
VI.   Evaluasi
Arti: Mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tak bermanfaat.
Contoh kegiatan belajar: mempertahankan pendapat, beradu argumentasi, memilih solusi yang lebih baik, menyusun kriteria penilaian, menulis laporan, menyarankan strategi baru.

b. Ranah afektif
Tingkat
Deskripsi
I. Penerimaan
(Receiving
Arti: Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan) terhadap fenomena dan stimuli atau menunjukkan perhatian yang terkontrol dan terseleksi.
Contoh kegiatan belajar: senang membaca puisi, senang mengerjakan soal matematika, senang membaca cerita
II. Responsi
(Responding)
Arti: Menunjukkan perhatian aktif, melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena, setuju, ingin, puas meresponsi (menanggapi).
Contoh kegiatan belajar: mentaati aturan, mengerjakan tugas,
mengungkapkan perasaan, menanggapi pendapat, menunjukkan empati, menulis puisi, melakukan introspeksi.
III. Acuan nilai
(Valuing)
Arti: Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai, Termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti,
Tingkatan: menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai.
Contoh kegiatan belajar: mengapresiasi seni, menghargai peran,
menunjukkan keprihatinan, menunjukkan alasan perasaan jengkel, melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup,
IV. Organisasi
Arti: Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam satu sistem, Menentukan saling hubungan antar nilai, Memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana.
Tingkatan: Konseptualisasi suatu nilai dan Organisasi suatu sistem nilai.
Contoh kegiatan belajar: bertanggung jawab terhadap perilaku, merefleksi pengalaman dalam hal tertentu, membahas cara melestarikan lingkungan hidup, merenungkan makna ayat kitab suci bagi kehidupan.
V. Karakterisasi
(menjadi karakter)
Arti: Suatu nilai/sistem nilai telah menjadi karakter, Nilai-nilai tertentu telah mendapat tempat dalam hirarki nilai individu, diorganisasi secara konsisten, dan telah mampu mengontrol tingkah laku individu.
Contoh kegiatan belajar: rajin, tepat waktu, berdisiplin diri, mandiri dalam bekerja secara independen, objektif dalam memecahkan masalah,
mempertahankan pola hidup sehat.

c. Ranah Psikomotorik
Tingkat
Deskripsi
I. Gerakan refleks
Arti: Gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak, Responsi terhadap stimulus tanpa sadar, misalnya: melompat, menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala, menggenggam, memegang.
Contoh kegiatan belajar: mengupas mangga dengan pisau, meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa angin.
II. Gerakan dasar
(Basic fundamental
movements)
Arti: Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat diperhalus melalui praktik, Gerakan ini terpola dan dapat ditebak.
Contoh kegiatan belajar:
Contoh gerakan tak berpindah; bergoyang, membungkuk, merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar.
Contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan-lahan, meluncur, berjalan, Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok, menggunting, menggambar dengan crayon, memegang dan melepas objek, blok, atau mainan. Keterampilan gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola, menggambar.
III. Gerakan persepsi
(Perceptual
abilities)
Arti: Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan perseptual.
Contoh kegiatan belajar: menangkap bola, membaca, melihat terbangnya bola pingpong, menggambar simbol geometri, menulis alfabet, mengulangi pola gerak tarian, membedakan bunyi beragam alat musik, membedakan suara berbagai binatang, membedakan berbagai tekstur dengan meraba.
IV. Gerakan
kemampuan fisik
(Psysical abilities)
Arti: Gerak lebih efisien, Berkembang melalui kematangan dan belajar.
Contoh kegiatan belajar: menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu, berlari jauh, mengangkat beban, menarik-mendorong, , melakukan
Senam.
V. Gerakan terampil
(Skilled
movements)
Arti: Dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak, terampil, tangkas, cekatan melalukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks).
Contoh kegiatan belajar: melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga, menari, membuat kerajinan tangan, mengetik, bermain piano, melakukan gerak, akrobatik.
VI.Gerakan indah dan
kreatif (Nondiscursive
communication)
Arti: Mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan, Gerak estetik: gerakangerakan terampil yang efisien dan indah, Gerak kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran.
Contoh kegiatan belajar: kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis, menari balet, melakukan senam tingkat tinggi, bermain drama (acting), keterampilan olahraga tingkat tinggi.

c. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
     Indikator adalah bukti yang menunjukan telah dikuasainya kompetensi dasar.
     Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu atau kompetensi merupakan keseluruhan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dinyatakan dengan ciri yang dapat diukur.
d. Jenis tes berdasarkan fungsi dan tujuan penyelenggaraanya

     a) Tes Seleksi (Selection Test)
Tes seleksi diselenggarakan untuk memilih peserta guna diikutsertakan dalam kegiatan yang menuntut kemampuan tertentu. Penentuan jenis kemampuan dan tingkat penguasaan pada tes seleksi, sepenuhnya tergantung pada kebutuhan akan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti kegiatan. Dengan demikian, berdasarkan hasil tes seleksi, seseorang dapat dinyatakan diterima atau berhasil dan tidak diterima atau tidak lolos untuk mengikuti program kegiatan yang direncanakan.
b) Tes Penempatan (Placement Test)
Tes penempatan umumnya diselenggarakan menjelang dimulainya suatu program pengajaran, dengan maksud untuk menempatkan seseorang pada kelompok yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
c) Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Tes hasil belajar tentu tidak lagi asing bagi Saudara. Brown (2004) memberikan pengertian tes hasil belajar merupakan “a test to see how far students achieve materials addressed in a curriculum within a particular time frame”. Hasil belajar yang diungkap lewat tes hasil belajar dapat mengacu pada hasil pengajaran secara keseluruhan pada akhir penyelenggaraan atau pada kurun waktu tertentu.
d) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik sengaja dirancang sebagai alat untuk menemukan kesulitan belajar yang sedang dihadapi siswa. Hasil tes diagnostik dapat digunakan sebagai dasar penyelenggaraan pengajaran yang lebih sesuai dengan kemampuan siswa termasuk kesulitan-kesulitan belajarnya. Tes ini dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.
e) Evaluasi Formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok bahasan tertentu. Informasi dari evaluasi formatif dapat dipakai sebagai umpan balik bagi pengajar mengenai proses pengajaran.
f) Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu, (catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas.

4. a. Penskoran tanpa koreksi
          Yaitu cara penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu, sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyak butir soal yang dijawab. Jadi,
         
          Skor = ×100
          Jadi, ×100 = 25 adalah skor yang diperoleh Aliya
b. Penskoran ada koreksijawaban adalah pemberian skor dengan memberikan pertimbangan padabutir soal yang dijawab salah dan tidak dijawab. Rumusnya sebagai berikut:
    
   Skor = ×100
            Jawab :
            B= 30, S=12, P=4, N= 50  jadi ,
 
   
             = 52, adalah skor yang diperoleh Armahedi
5. Contoh Penilaian Portofolio

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 1 Semester
Sampel yang dikumpulkan : surat tidak resmi
Nama Siswa : _________________ Kelas :

No.
SK/KD
Periode
Aspek yang dinilai
Ket
Tata bahasa
Ejaan
Sistematika surat

1
Menulis surat pengalaman





Catatan: karya siswa sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan aspek yang dinilai

Perbandingan antara Asesmen kinerja dengan tes konvensional
No.
Asesmen Kinerja
Tes Konvensional
1.
Mementingkan kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang dihasilkan.
Lebih mengutamakan pemahaman konsep siswa atau aspek kognitifnya saja
2.
Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat digunakan berulang-ulang pada siswa yang sama atau siswa baru.
Membutuhkan waktu yang banyak untuk pelaksanaannya, lebih cepat dan dapat digunakan untuk siswa dengan jumlah banyak secara serentak, tetapi digunakan hanya sekali untuk sekelompok siswa.
3.
Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremidiasi kinerja siswa dan memeta-kan kemajuan siswa sepanjang waktu.
Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremidiasi kinerja siswa tetapi hanya untuk soal uraian terbuka (open ended).
4.
Menuntut siswa untuk berfikir tingkat kritis
Memfokuskan pembelajaran pada materi pelajaran.
 
Copyright Learning, Sharing and Loving 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .