UJIAN MID-SEMESTER
MATA KULIAH ASESMEN PEMBELAJARAN SD
Nama :Ifa
Ikhlassiyah
NIM : 1401410192
Rombel : 03
Dosen Pengampu : . Dr.Ali Sunarso, M.Pd.
Soal :
1. Pertanyaan:
Jelaskan perbedaan pengertian-pengertian yang berkaitan dengan
evaluasi berikut ini, dan lengkapi dengan contoh-contohnya !
a. Asesmen dengan evaluasi,
b. Penilaiaan dengan pengukuran,
c. Evaluasi
formatif dengan evaluasi sumatif
d. Pengevaluasian
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
2. Langkah
pengambilan keputusan adalah inti kerja melakukan suatu evaluasi terhadap obyek
yang dievaluasi. Pertanyaan:
a. Apakah
wujud keputusan yang dimaksud tersebut ?
beri contohnya !
b. Apakah
ada kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat guru
mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga)?
c. Apakah
ciri-ciri butir suatu tes disebut baik, jelaskan !
d. Mengapa
evaluasi harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran ?
3. Seorang
guru bila hendak mengajar harus memiliki Sillabus (kurikulum), RPP,
mendeskripsikan SK, KD, dan indikator
Pertanyaan:
a. Seberapa
pentingkah peranan silabus, RPP, KD, SK dan indikator yang kita ketahui sebelum
mengajar ? jelaskan!
b. Apakah
tolok ukur yang hendak dicapai dalam pengevaluasian ranah kognitif, ranah
afektif dan psikomotorik ? bila ada persamaan dan perbedaan dari ketiga ranah
tersebut jelaskan dan beri contohnya !
c. Apakah kurikulum itu ? dan apa pula yang dimaksud
indikator dan kompetensi ? jelaskan !
d. Sebutkan
jenis-jenis evaluasi jika dikaitkan dengan fungsi dan tujuan evaluasi !
jelaskan masing-masing !
4. Penskoran tes bentuk pilihan ganda ada 3
macam, yakni ; penskoran tanpa ada koreksi jawaban, penskoran ada koreksi
jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot.
Pertanyaan :
a. Pada
suatu soal tes matapelajaran IPS kelas 5
bentuk pilihan ganda ada 40 butir. Aliya dapat menjawab benar 10.
Berapakah score Aliya yang diperoleh jika menggunakan penskoran tanpa ada
koreksi ?
b. Pada
suatu soal tes matapelajaran PKn kelas 4
bentuk pilihan ganda ada 50 butir, tiap butir terdiri 4 opsi pilihan. Jika dalam evaluasi tersebut
Armahedi dapat menjawab benar 30 butir, menjawab salah 12, dan tidak dijawab
ada 8 butir, berapakah score Armahedi yang diperoleh ?
5. Buatlah
contoh model penilaian portofolio lengkapilah dengan tabel fisualisasi sehingga
guru-guru teman sejawat saudara dapat memahami kinerja saudara dari tampilan
kolom-kolom yang saudarapola perbandingan antara asesmen kinerja dengan tes
konvensional !
6. Buatlah
contoh model implementasi instrumen non-tes yang meliputi : asesmen kinerja,
rubrik, dan portofolio untuk kelas yang saudara ajar, dengan contoh-contoh
nyata !
JAWABAN
1.
Perbedaan
istilah yang berkaitan dengan evaluasi sebagai berikut:
a.
Perbedaan
asesmen dan evaluasi
Asesmen
merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut
kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan
sekolah. Contoh asesmen adalah guru melakukan pengevaluasian pada akhir
pembelajaran untuk mengetahui hasil
belajar.
Sedangkan evaluasi adalah proses
pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara
membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat
ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah
pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan minimal yang
dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata
unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan yang lain. Evaluasi merupakan bagian
dari asesmen untuk mengetahui sejauh mana materi ajar KBM. Contoh evaluasi
adalah pemberian soal pada akhir pembelajaran merupakan salah satu bentuk
evaluasi untuk mengetahui ketercapaian proses belajar mengajar.
b.
Pengukuran
dan penilaian
Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam
alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang
siswa. Penilaian bersifat kualitatif.
Perbedaan kedua pengertian di atas dapat dilihat dalam contoh berikut:
No
|
Objek
yang diamati
|
Alat ukur
|
Hasil
pengukuran
|
Kriteria
|
Penilaian
|
1.
|
Tinggi badan orang Indonesia
·
Andi
|
cm
|
158
|
<148 rendah
149-156 sedang
>157 tinggi
|
Tinggi
|
2.
|
Hasl belajar IPS tentang SDA
·
Guntur
·
Shiddiq
|
Tes tertulis
|
30/60 ×100 =50
45/60×100 =75
|
>70 tidak tuntas
<70 tuntas
|
Tidak tuntas
Tuntas
|
Sedangkan Pengukuran adalah proses memperoleh angka untuk mengetahui tingkat
dimana seorang siswa mencapai karakteristik tertentu melalui tes. Contoh
pengukuran adalah dalam proses pembelajaran guru melakukan pengukuran proses
dan hasil belajar siswa seperti angka 50, 70, atau 125 yang diperoleh dari
hasil pengukuran proses dan hasil belajar bersifat kuantitatif tetapi belum
memberikan makna apa-apa karena belum menyatakan tingkat kualitas dari apa yang
hendak diukur.
c.
Evaluasi
formatif dan sumatif
Evaluasi formatif yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok
bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok
bahasan tertentu. Informasi dari evaluasi formatif dapat dipakai sebagai umpan
balik bagi pengajar mengenai proses pengajaran.
Contoh evaluasi formatif yaitu soal formatif
Mapel : Matematika
Kelas/semester : IV/1
SK :
Memahami bangun ruang beserta sifat-sifatnya
Soal pilihan ganda
1.
Berapakah jumlah rusuk kubus….
a.
12 c. 6
b.
8 d. 4
Sedangkan Evaluasi Sumatif,
yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program tertentu,
(catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi
yang dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus
hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan
kelas. Contoh evaluasi sumatif yaitu soal ujian akhir semester.
d. Perbedaan tiga ranah pengevaluasian ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik dapat dilihat berikut:
Ranah Kognititf : adalah daya pikir, yang dibedakan atas enam jenjang,
yaitu aspek pengetahuan, pemahanan, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian).
Contoh soal evaluasi kognitif :
Perubahan wujud benda dari cair ke gas disebut.....
a.
Pengembunan c. Penyubliman
b.
Pengupan
d. pencairan
Ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke
arah pertumbuhan batiniah. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif yaitu:
menerima ,menjawab, oganisasi.
Contoh evaluasi afektif:
Kelompok
|
Nama
|
Aspek yang
dinilai
|
Jumlah skor
|
|||||||||
Ketepatan
|
Kedisiplinan
|
Kerjasama
|
||||||||||
4
|
3
|
2
|
1
|
3
|
2
|
1
|
3
|
2
|
1
|
|||
I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan Skor :
10 :
A (Baik sekali)
8 - 9 :
B (Baik)
6 - 7 :
C (Cukup)
≤
5 : D (Kurang)
Ranah Psikomotor : Berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya
mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks meliputi: Muscular or motor
skill; mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan
& menampilkan, Manipulations of materials or objects; mereparasi,
menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk, Neuromuscular
coordination; mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan,
memasang, memotong, menarik, dan menggunakan.
Contoh evaluasi psikomotorik : menunjukan hasil percobaan perubahan wujud
benda yang dilakukan
2 a. Wujud keputusan yang dimaksud adalah tindakan
selanjutnya yang akan diambil atau dilakukan setelah melakukan penilaian.
Tindakan selanjutnya tersebut harus disesuaikan dengan hasil penilaian.
Contoh :
Guru memutuskan apakah seorang siswa perlu mendapatkan
pelajaran tambahan atau tidak.
b. Ada
kesamaan dan perbedaan antara wujud keputusan yang diambil pada saat guru
mengevaluasi siswa dengan pada saat guru melakukan asesmen institusi (lembaga).
Persamaan
Kedua proses evaluasi
tersebut sama-sama menghasilkan keputusan guru untuk memberi keputusan atas
penilaian yang telah dilakukan, seperti naik atau tidak naiknya siswa dan baik
atau kurang baiknya kinerja para pegawai di institusi.
Perbedaan
Perbedaannya terletak
pada subyek yang diberikan keputusan, yaitu siswa dan pegawai di institusi
tertentu.
c. Ciri-ciri
butir suatu tes disebut baik:
Ø Valid
Soal dikatakan valid bila
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, validitas soal dapat dilihat dari
kesesuaian soal dengan tujuan instruksional khusus dan tujuan pengukuran yang
telah ditetapkan.
Ø
Relevan
Tes yang relevan mengandung soal-soal yang dapat
mengukur kemampuan belajar sesuai dengan tingkat kemampuan yang ditetapkan
dalam indikator pencapaian hasil belajar (Ranah kognitif, afektif dan
psikhomotor).
Ø Spesifik
Soal harus direncanakan sedemikian rupa agar
jawabannya pasti dan tidak menimbulkan ambivalensi atau spakulasi dalam
memberikan jawaban.
Ø Representatif
Soal tes sebaiknya dikembangkan dari satuan
materi yang jelas cakupannya, dan bersifat komprehensif dalam pengertian materi
tes harus mencakup seluruh materi pengajaran, untuk itu seluruh pokok bahasan
(sub pokok bahasan) idealnya harus terwakili dalam soal tes.
Ø Seimbang
Soal tes dikatakan seimbang bila pokok bahasan
yang terpenting mendapat porsi terbanyak dalam soal. Kalau dalam keadaan
terpaksa hal tersebut tidak dapat dilakukan maka keseimbangan dapat dicapai
dengan memberikan bobot yang berbeda pada pokok bahasan yang memiliki tingkat
kesulitan yang berbeda.
Ø Sensitif
Syarat ini berkait erat dengan taraf kesukaran
soal, butir tes yang baik harus memiliki sensitivitas untuk membedakan siswa
yang benar-benar menguasai materi dengan yang tidak, hal ini tidak akan
tercapai bila soal terlalu sulit sehingga semua siswa tidak dapat mengerjakan,
atau soal yang terlalu gampang sehingga semua siswa dapat mengerjakan dengan
benar.
Ø Fair
Tes hasil ujian hendaklah bersifat terbuka dalam
pengertian tidak mengandung jebakan, jelas cakupan materinya, kejalasan norma
yang dipakai serta kriteria keberhasilannya. Dalam pelaksanaannya obyektif,
tidak merugikan kelompok tertentu.
Ø Praktis
Dalam pengertian bahwa tes tidak sulit untuk
dilaksanakan dilihat dari segi pembiayaan maupun pelaksanaanya. Tes yang baik
harus efisien dan mudah untuk dilaksanakan.
d. Evaluasi
harus berbasis pada tujuan dalam evaluasi pengajaran karena tujuan
diadakannya evaluasi setelah proses pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat ketercapaian KBM, sehingga diperlukan alat
indikator keberhasilan, yaitu melalui adanya evaluasi pengajaran yang isinya
selaras dengan tujuan pembelajaran.
3. a. Peranan
Silabus, RPP, SK, KD dan Indikator sebelum mengajar
Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dilihat dari pengertiannya sudah jelas silabus sangat
penting dan harus dipersiapkan sebelum proses pembelajaran karena silabus
sebagai patokan atau acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam
silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi
dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu)
kali pertemuan atau lebih. RPP sangat penting
karena isinya menjelaskan mengenai langkah pembelajaran yang dilakukan selama
proses pembelajaran.
SK
(Standar Kompetensi) merupaka kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan, sikap, dan keterampilan yag diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan atau semester pada suatu mata pelajaran
KD
(Kompetensi Dasar) adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta dalam suatu
pelajaran.
Indikator Kompetensi
adalahperilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
SK
dan KD dan indikator merupakan acuan dalam perencanaan penyusunan evaluasi
pembelajaran sebagai tolak ukur mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran
b. Tolak
ukur yang hendak dicapai pada masing-masing ranah pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Ranah kognitif
Tingkat
|
Deskripsi
|
I.
Pengetahuan
|
Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun,daftar, rumus, teori, dan kesimpulan.
Contoh kegiatan belajar: mengemukakan arti, menamakan,
membuat daftar, mendeskripsikan sesuatu, menceritakan apa yang
terjadi,menguraikan apa yang terjadi.
|
II.
Pemahaman
|
Arti: Pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar
konsep, dan antar-data, hubungan sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan.
Contoh kegiatan belajar: mengungkapkan gagasan/pendapat
dengan kata-katasendiri, membedakan, membandingkan, menceritakan kembali
dengan kata-kata sendiri.
|
III.
Aplikasi
|
Arti: menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah
atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh kegiatan belajar: menghitung kebutuhan,
melakukan percobaan, membuat model, merancang strategi
|
IV.
Analisis
|
Arti: Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah,
penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut.
Contoh kegiatan belajar: mengidentifikasi faktor
penyebab, merumuskan masalah, mengajukan pertanyaan untuk memperoleh
informasi.
|
V.
Sintesis
|
Arti: menggabungkan berbagai informasi menjadi satu
kesimpulan atau konsep atau meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi suatu
hal yang baru.
Contoh kegiatan belajar: membuat desain, , memprediksi,
merancang pesawat sederhana, menciptakan produk baru.
|
VI.
Evaluasi
|
Arti: Mempertimbangkan dan menilai benar-salah,
baik-buruk, bermanfaat-tak bermanfaat.
Contoh kegiatan belajar: mempertahankan pendapat,
beradu argumentasi, memilih solusi yang lebih baik, menyusun kriteria
penilaian, menulis laporan, menyarankan strategi baru.
|
b. Ranah afektif
Tingkat
|
Deskripsi
|
I. Penerimaan
(Receiving
|
Arti: Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan)
terhadap fenomena dan stimuli atau menunjukkan perhatian yang terkontrol dan
terseleksi.
Contoh kegiatan belajar: senang membaca puisi, senang
mengerjakan soal matematika, senang membaca cerita
|
II. Responsi
(Responding)
|
Arti: Menunjukkan perhatian aktif, melakukan sesuatu dengan/tentang
fenomena, setuju, ingin, puas meresponsi (menanggapi).
Contoh kegiatan belajar: mentaati aturan, mengerjakan
tugas,
mengungkapkan perasaan, menanggapi pendapat,
menunjukkan empati, menulis puisi, melakukan introspeksi.
|
III. Acuan nilai
(Valuing)
|
Arti: Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung
nilai, Termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti,
Tingkatan: menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan
komitmen terhadap suatu nilai.
Contoh kegiatan belajar: mengapresiasi seni, menghargai
peran,
menunjukkan keprihatinan, menunjukkan alasan perasaan
jengkel, melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup,
|
IV. Organisasi
|
Arti: Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam
satu sistem, Menentukan saling hubungan antar nilai, Memantapkan suatu nilai
yang dominan dan diterima di mana-mana.
Tingkatan: Konseptualisasi suatu nilai dan Organisasi
suatu sistem nilai.
Contoh kegiatan belajar: bertanggung jawab terhadap
perilaku, merefleksi pengalaman dalam hal tertentu, membahas cara
melestarikan lingkungan hidup, merenungkan makna ayat kitab suci bagi
kehidupan.
|
V. Karakterisasi
(menjadi karakter)
|
Arti: Suatu nilai/sistem nilai telah menjadi karakter,
Nilai-nilai tertentu telah mendapat tempat dalam hirarki nilai individu, diorganisasi
secara konsisten, dan telah mampu mengontrol tingkah laku individu.
Contoh kegiatan belajar: rajin, tepat waktu,
berdisiplin diri, mandiri dalam bekerja secara independen, objektif dalam
memecahkan masalah,
mempertahankan pola hidup sehat.
|
c. Ranah Psikomotorik
Tingkat
|
Deskripsi
|
I. Gerakan refleks
|
Arti: Gerakan refleks adalah basis semua perilaku
bergerak, Responsi terhadap stimulus tanpa sadar, misalnya: melompat,
menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala, menggenggam, memegang.
Contoh kegiatan belajar: mengupas mangga dengan pisau,
meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa angin.
|
II. Gerakan dasar
(Basic fundamental
movements)
|
Arti: Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat
diperhalus melalui praktik, Gerakan ini terpola dan dapat ditebak.
Contoh kegiatan belajar:
Contoh gerakan tak berpindah; bergoyang, membungkuk,
merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar.
Contoh gerakan berpindah: merangkak, maju
perlahan-lahan, meluncur, berjalan, Contoh gerakan manipulasi: menyusun
balok/blok, menggunting, menggambar dengan crayon, memegang dan melepas
objek, blok, atau mainan. Keterampilan gerak tangan dan jari-jari: memainkan
bola, menggambar.
|
III. Gerakan persepsi
(Perceptual
abilities)
|
Arti: Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu
kemampuan perseptual.
Contoh kegiatan belajar: menangkap bola, membaca,
melihat terbangnya bola pingpong, menggambar simbol geometri, menulis
alfabet, mengulangi pola gerak tarian, membedakan bunyi beragam alat musik,
membedakan suara berbagai binatang, membedakan berbagai tekstur dengan
meraba.
|
IV. Gerakan
kemampuan fisik
(Psysical abilities)
|
Arti: Gerak lebih efisien, Berkembang melalui
kematangan dan belajar.
Contoh kegiatan belajar: menggerakkan otot/sekelompok
otot selama waktu tertentu, berlari jauh, mengangkat beban,
menarik-mendorong, , melakukan
Senam.
|
V. Gerakan terampil
(Skilled
movements)
|
Arti: Dapat mengontrol berbagai tingkatan gerak,
terampil, tangkas, cekatan melalukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks).
Contoh kegiatan belajar: melakukan gerakan terampil
berbagai cabang olahraga, menari, membuat kerajinan tangan, mengetik, bermain
piano, melakukan gerak, akrobatik.
|
VI.Gerakan indah dan
kreatif (Nondiscursive
communication)
|
Arti: Mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan, Gerak
estetik: gerakangerakan terampil yang efisien dan indah, Gerak kreatif:
gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran.
Contoh kegiatan belajar: kerja seni yang bermutu
(membuat patung, melukis, menari balet, melakukan senam tingkat tinggi,
bermain drama (acting), keterampilan olahraga tingkat tinggi.
|
c. Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Indikator adalah bukti yang
menunjukan telah dikuasainya kompetensi dasar.
Kompetensi adalah
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu atau kompetensi merupakan keseluruhan
sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dinyatakan dengan ciri yang dapat
diukur.
d. Jenis
tes berdasarkan fungsi dan tujuan penyelenggaraanya
a) Tes Seleksi (Selection Test)
Tes seleksi diselenggarakan untuk memilih peserta guna diikutsertakan dalam
kegiatan yang menuntut kemampuan tertentu. Penentuan jenis kemampuan dan
tingkat penguasaan pada tes seleksi, sepenuhnya tergantung pada kebutuhan akan
kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti kegiatan. Dengan demikian,
berdasarkan hasil tes seleksi, seseorang dapat dinyatakan diterima atau
berhasil dan tidak diterima atau tidak lolos untuk mengikuti program kegiatan
yang direncanakan.
b) Tes Penempatan (Placement
Test)
Tes penempatan umumnya diselenggarakan menjelang dimulainya suatu program
pengajaran, dengan maksud untuk menempatkan seseorang pada kelompok yang sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
c) Tes Hasil Belajar
(Achievement Test)
Tes hasil belajar tentu tidak lagi asing bagi Saudara. Brown (2004)
memberikan pengertian tes hasil belajar merupakan “a test to see how far
students achieve materials addressed in a curriculum within a particular time
frame”. Hasil belajar yang diungkap lewat tes hasil belajar dapat mengacu pada
hasil pengajaran secara keseluruhan pada akhir penyelenggaraan atau pada kurun
waktu tertentu.
d) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik sengaja dirancang sebagai alat untuk menemukan kesulitan
belajar yang sedang dihadapi siswa. Hasil tes diagnostik dapat digunakan
sebagai dasar penyelenggaraan pengajaran yang lebih sesuai dengan kemampuan
siswa termasuk kesulitan-kesulitan belajarnya. Tes ini dilakukan apabila
diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti
proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.
e) Evaluasi
Formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan pada setiap akhir
pokok bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
pokok bahasan tertentu. Informasi dari evaluasi formatif dapat dipakai sebagai
umpan balik bagi pengajar mengenai proses pengajaran.
f) Evaluasi
Sumatif, yaitu penilaian yang
dilakukan pada akhir satuan program tertentu, (catur wulan, semester atau tahun
ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang dicapai peserta didik selama
satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan merupakan nilai yang
tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas.
4. a. Penskoran tanpa koreksi
Yaitu cara
penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu,
sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung
banyak butir soal yang dijawab. Jadi,
Skor =
×100
Jadi,
×100 = 25
adalah skor yang diperoleh Aliya
b. Penskoran ada koreksijawaban adalah pemberian skor
dengan memberikan pertimbangan padabutir soal yang dijawab salah dan tidak
dijawab. Rumusnya sebagai berikut:
Skor =
×100
Jawab :
B= 30, S=12, P=4, N= 50 jadi ,
= 52, adalah skor yang diperoleh Armahedi
5. Contoh Penilaian Portofolio
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 1 Semester
Sampel yang dikumpulkan : surat tidak
resmi
Nama Siswa : _________________ Kelas :
No.
|
SK/KD
|
Periode
|
Aspek yang dinilai
|
Ket
|
||
Tata bahasa
|
Ejaan
|
Sistematika
surat
|
|
|||
1
|
Menulis surat pengalaman
|
|
|
|
|
|
Catatan: karya siswa sesuai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar dan aspek yang dinilai
Perbandingan antara Asesmen kinerja dengan tes
konvensional
No.
|
Asesmen Kinerja
|
Tes
Konvensional
|
1.
|
Mementingkan kemampuan siswa dalam menerapkan
pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang
dihasilkan.
|
Lebih mengutamakan pemahaman konsep siswa atau aspek
kognitifnya saja
|
2.
|
Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan
melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat digunakan berulang-ulang
pada siswa yang sama atau siswa baru.
|
Membutuhkan waktu yang banyak untuk pelaksanaannya,
lebih cepat dan dapat digunakan untuk siswa dengan jumlah banyak secara
serentak, tetapi digunakan hanya sekali untuk sekelompok siswa.
|
3.
|
Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremidiasi kinerja
siswa dan memeta-kan kemajuan siswa sepanjang waktu.
|
Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremidiasi kinerja
siswa tetapi hanya untuk soal uraian terbuka (open ended).
|
4.
|
Menuntut
siswa untuk berfikir tingkat kritis
|
Memfokuskan pembelajaran pada materi pelajaran.
|